Contoh Karya Tulis Pantai Pandawa
KEAGUNGAN PANTAI PANDAWA
DI PULAU DEWATA
KARYA TULIS
Disusun Guna Melengkapi Salah Satu Syarat dan Tugas
Untuk Mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN)
SMP Negeri 1 Sukoharjo
Tahun Pelajaran
2015/2016
Disusun oleh:
Nama : Avilia
Kusumaputeri Nugroho
Kelas : IX G
NIS :17678
SMP Negeri 1 Sukoharjo
KEAGUNGAN PANTAI PANDAWA
DI PULAU DEWATA
KARYA TULIS
Disusun Guna Melengkapi Salah Satu Syarat dan Tugas
Untuk Mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN)
SMP Negeri 1 Sukoharjo
Tahun Pelajaran
2015/2016
Disusun oleh:
Nama : Avilia
Kusumaputeri Nugroho
Kelas : IX G
NIS :17678
SMP Negeri 1 Sukoharjo
PERSETUJUAN
Karya tulis ini telah disetujui oleh
Pembimbing sebagai salah satu syarat dan tugas guna mengikuti Ujian Akhir
Nasional (UAN) SMP N 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2015/2016,pada
hari :………………..
tanggal :………………..
Pembimbing,
Suyanti,S.Pd.,M.Pd
NIP
196605031988032 014
|
PENGESAHAN
Karya
tulis ini telah disahkan oleh Kepala Sekolah sebagai salah satu syarat dan
tugas guna mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun
pelajaran 2015/2016,pada
hari :………………..
tanggal :………………..
Mengesahkan,
Kepala SMP Negeri
1 Sukoharjo
Dra.
Indiah Dewi Murni, M.Pd
NIP 196806211998022 003
|
MOTTO
·
Jangan mengatakan tidak bisa sebelum
dicoba dan dikerjakan. (Herodatus)
·
Orang yang tidak pernah membuat
kesalahan adalah orang yang tidak pernah mencoba hal yang baru. (Albert
Einstein)
·
Jika anda ingin mendapatkan yang anda
inginkan, singkirkanlah hal-hal yang tidak anda inginkan. (Mario Teguh)
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini
saya persembahkan kepada:
1. Keluarga
besar SMP N 1 Sukoharjo
2. Ayah
dan Ibu tercinta
3.
Pembaca budiman
|
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “ KEAGUNGAN
PANTAI PANDAWA DI PULAU DEWATA”.
Karya
tulis ini penulis susun untuk melengkapi salah satu syarat dan tugas guna
melengapi Ujian Nasional SMP N 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2015/2016.Selain itu
penulis juga ingin mengenalkan keindahan alam Pulau Bali khususnya Pantai
Pandawa.
Dalam
penyusunan karya tulis ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat:
1.
Ibu
Dra. Indiah Dewi Murni,M.Pdelaku kepala sekolah yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk mengadakan karya wisata ke Pulau Bali.
2.
Ibu
Suyanti,S.Pd,M.Pd, selaku guru pembimbing yang telah membimbing penulis dalam
penyusunan karya tulis ini.
3.
Ayah
dan Ibu, yang telah mengizinkan penulis untuk mengikuti karya wissata ke Pulau
Bali.
4.
Pemandu
wisata yang telah memberikan banyak informasi tentang objek wisata yang penulis
kunjungi.
5.
Teman-teman
yang telah membantu dalam penulisan karya tulis.
Penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penyusunan
karya tulis ini, ,
untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaannya.
Semoga
karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khusunya dan pembaca pada umumnya.
Sukoharjo, Oktober 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………i
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………….ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………......iii
HALAMAN MOTTO…………………………………………………………...iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………...v
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………………....vii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Alasan
Pemilihan Judul……………………………………….………. 1
B.
Tujuan
Penulisan………………………………..…………………….. 1
C.
Pembatasan
Masalah……………………………………………………2
D.
Metode
Pengumpulan Data……………………..……………………. 2
E.
Sistematika………………………………………...…………………. 2
BAB II KEADAAN UMUM PULAU BALI
A.
Gambaran
Umum Pulau Bali…………………………………………. 4
B.
Wilayah,
Letak, dan Keadaan Geografis Pulau Bali ………….…….. 4
C.
Pembagian
Wilayah…………………………………………………….5
D.
Iklim
………………………………………………..…………………. 5
E.
Flora
dan Fauna…………………………………………….…………. 6
F.
Penduduk
dan Identitas………………………………………………. 6
G.
Garis
Besar Kebudayaan Pulau Bali ………………………………..... 7
H.
Mata
Pencaharian ………………………………………..……………..9
I.
Pola
Pemukiman……………………………………………..…………9
J.
Lembaga
Tradisional…………………………………………...………10
K.
Kesenian……………………………………………………………… 11
L.
Agama………………………………………………………………….13
BAB III KEAGUNGAN PANTAI PANDAWA
A.
Letak
Pantai Pandawa………………………………………………… 14
B.
Sejarah
Pantai Pandaw…………………………………………………14
C.
Kondisi
Fisik Pantai Pandawa……………………………………….... 15
D.
Keistimewaan
Pantai Pandawa………………………………………... 16
E.
Hal
menarik di Pantai Pandawa………………………………………. 17
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam menyusun karya tulis ini
dibutuhkan waktu yang lama dan mengalami proses yang rumit. Penyusunan karya
tulis ini pada dasarnya adalah apa yang penulis lihat, penulis dengar, dan
penulis baca tentang suatu objek yang akan penulis tuangkan dalam karya tulis
ini. Dengan banyak mengamati dan membaca maka, penulis dapat menulis dengan
baik.
A.
Alasan Pemilihan Judul
Dalam menyusun karya tulis ini penulis sengaja
memilih latar belakang keindahan alam di Pantai Pandawa.Oleh karena itu penulis
mengambil judul “Keagungan Pantai Pandawa”. Adapun alasannya sebagai berikut:
1.
Pantai Pandawa
merupakan objek wisata yang sangat menarik.
2.
Penulis
mengagumi keindahan Pantai Pandawa.
3.
Penulis ingin
mengetahui asal-usul Pantai Pandawa.
4.
Penuis ingin
memperkenalkan Pantai Pandawa kepada pembaca yang budiman.
5.
Penulis ingin
mempelajari seluk beluk Pantai Pandawa dan menuangkan kembali dalam bentuk
karya tulis, agar dapat bermanfaat dikemudian hari.
B.
Tujuan Penulisan
Penulis ingin menjelaskan:
1.
Letak
Pantai Pandawa.
2.
Sejarah
Pantai Pandawa.
3.
Kondisi
Fisik Pantai Pandawa.
4.
Keistimewaan
Pantai Pandawa.
5.
Hal
menarik di Pantai Pandawa.
C.
Pembatasan Masalah
Mengingat terbatasnya kemempuan penulis dalam
menulis karya tulis.Singkatnya waktu dan terbatasnya informasi yang penulis
dapat, penulis membatasi masalah tentang keindahan alam Pantai Pandawa.
D.
Metode Pengumpulan Data
Dalam menyusun karya tulis ini
diperlukan adanya pengumpulan data sesuai dengan bahan penulisan. Metode yang
penulis lakukan untuk memperoleh data-data tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Metode
Pengamatan (observasi)
Dalam
metode ini penulis melakukan pengamatan secara langsung ke objek-objek wisata
di Pulau Bali.
2.
Metode Wawancara
(interview)
Dalam
metode ini penulis melakukan wawancara langsung dengan pemandu wisata mengenai
hal-hal yang bersangkutan dalam proses penyusunan karya tulis.
3.
Metode Studi Pustaka (literatur)
Dalam
metode ini penulis membaca artikel dari internet yang berhubungan dengan masalah
yang diuraikan dalam karya tulis.
4.
Metode
Dokumentasi
Dalam
metode ini penulis mengambil beberapa foto yang berhubungan dengan masalah yang
diuraikan dalam karya tulis.
E.
Sistematika
Penulis menysun karya tulis ini sebanyak 4 bab yang
masing-masing bab terdiri atas beberapa bagian yang saling berkaitan. Agar
pembaca dapat memahami karya tulis ini dengan jelas maka penulis susun
sistematikanya sebagai berikut:
BAB I. Pendahuluan,
meliputi : Alasan Pemilihan Judul, Tujuan Penulisan, Pembatasan Masalah, Metode
Pengumpulan Data dan Sistematika.
BAB II Keadaan
Umum Pulau Bali, meliputi: Gambaran Umum Pulau Bali, Iklim, Flora dan Fauna,
Penduduk dan Identitas, Garis Besar Kebudayaan Bali, Mata Pencaharian, Pola
pemukiman, Lembaga Tradisional, Kesenian dan Agama.
BAB III Keagungan
Pantai Pandawa, meliputi: Letak Pantai Pandawa, Sejarah Pantai Pandawa, Kondisi
Fisik Pantai Pandawa, Keistimewaan Pantai Pandawa, Kegiatan di Pantai Pandawa,
Kondisi Masyarakat di Pantai Pandawa.
BAB IV Penutup,
meluputi: Kesimpulan dan Saran.
BAB
II
KEADAAN UMUM
PULAU BALI
A.
Gambaran Umum Daerah Bali
Bali
sebagai daerah pusat wisata Indonesia bagian tengah, dan tujuan wisata dunia
memeiliki potensi yang menunjang pertumbuhan kepariwisataan. Potensi
tersebut antara lain mencakup potensi manusia dan kebudayaannya.Panorama alam
yang indah dan ideal, hutan yang hijau, gunung, danau, sungai serta sawah yang
membentang dengan teras-teras serta pantai yang indah dengan beragam pasir
hitam dan putih. Perpaduan alam, manusia dan kebudayaan Bali yang unik
yang berlandaskan kepada konsepsi keserasian mewujudkan satu kondisi estetika
yang ideal dan bermutu tinggi.
B.
Wilayah, Letak, dan Keadaan
Geografis Bali
Propinsi Bali merupakan salah
satu dari 33 Propinsi yang ada di Indonesia. Propinsi Bali terdiri dari
Pulau Bali, Pulau Nusa Penida serta beberapa Pulau-pulau kecil lainnya memiliki
luas wilayah 5.632,82 kilometer persegi. Secara administrasi Pulau Bali
terdiri dari delapan Kabupaten, satu wilayah kota, 53 kecamatan dan 658
Desa/Kelurahan, 3563 Banjar/Dusun/lingkungan.Daerah Bali berada pada posisi 7
54 dan 8 3 lintang selatan dan 114,25 dan 115 43 Bujur timur. Pulau Bali
memiliki letak yang sangat strategis, karena menghubungkan lalu lintas laut dan
darat antara Pulau Jawa dengan Nusa tenggara. Bali juga terletak antara
Benua Asia dan Australia. Secara geografis ditengah-tengah Pulau Bali terbentang
pegunungan memanjang dari barat ke timur. Diantara pegunungan tersebut
terdapat sejumlah gunung sebagai puncaknya seperti : Gunung Agung (3.142 m )
meter, Gunung Batur (1.717)meter, Gunung Abang (2.276)meter, Gunung Batukaru
(2.276)meter. Gunung Agung dan Gunung Batur merupakan gunung
berapi. Disebelah utara dan selatan pegunungan tersebut terbentang tanah
daratan. Danau-danaunya adalah danau batur dengan luas 1.607,5 hektar,
Danau Beratan
375,6 hektar, Danu Buyan 336
hektar dan Danau Tamblingan 110 hektar. Sungai-sungai yang bersumber dari
hutan dan danau tersebut kebanyakan mengalir ke daerah selatan, seperti sengai
Unda, Sungai Petanu, Sungai Ayung, Sungai Pulukan, Sungai loloan dan lain-lain.
C.
Pembagian Wilayah
Daerah pemerintahan Provinsi Bali saat ini terbagi
menjadi delapan kabupaten dan satu kota, yaitu:
- Kabupaten Jembrana dengan Ibu kota Negara
- Kabupaten Tabanan dengan ibu kota Tabanan
- Kabupaten Badung dengan ibu kota Denpasar
- Kabupaten Gianyar dengan ibu kota Gianyar.
- Kabupaten Karangasem dengan ibu kota Amlapura
- Kabupten Klungkung dengan ibu kota semarapura
- Kabupaten Bangli dengan ibu kota Bangli.
- Kabupaten Buleleng dengan ibu kota Singaraja.
- Kota Denpasar sebagai ibu kota Kabupaten Badung dan Provinsi Bali.
- Kabupaten Jembrana dengan Ibu kota Negara
- Kabupaten Tabanan dengan ibu kota Tabanan
- Kabupaten Badung dengan ibu kota Denpasar
- Kabupaten Gianyar dengan ibu kota Gianyar.
- Kabupaten Karangasem dengan ibu kota Amlapura
- Kabupten Klungkung dengan ibu kota semarapura
- Kabupaten Bangli dengan ibu kota Bangli.
- Kabupaten Buleleng dengan ibu kota Singaraja.
- Kota Denpasar sebagai ibu kota Kabupaten Badung dan Provinsi Bali.
D.
Iklim
Daerah
Bali termasuk daerah beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angin musim yang
berganti setiap enam bulan sekali. Daerah Bali memiliki dua musim yang
berganti setiap enam bulan sekali. Daerah Bali memiliki dua musim yaitu
musim kemarau antara bulan April sampai Oktober dan musim hujan antara bulan
Oktober sampai April. Temperatur udara bervariasi antara 24 derajat
celcius dan 30 derajat celcius. Curah hujan dalam lima tahun terakhir
bervariasi antara terendah 893,4 milimeter dan tertinggi 2.702,6 milimeter
untuk rata-rata tahunan. Kelembabban udara rata-rata 79%.
E.
Flora dan Fauna
Keadaan fauna di Bali sebagian terwujud sebagai fauna yang
telah diternakkan meliputi : sapi, kerbau , kambing, babi, kuda, ayam dan
itik. Keadaan flora secara keseluruhan tergolong jenis flora
tropis. Jenis flora alam yang belum diolah oleh manusia ada beraneka
macam yang tumbuh di hutan-hutan.Flora yang telah diolah manusia mencakup jenis
flora yang berhubungan dengan usaha pertanian pangan seperti padi dan palawija,
usaha perkebunan, usaha tanaman pekarangan dan tanaman hias. Jenis
perkebunan di bali meliputi : Kelapa, kopi, cengkeh, kapuk, jambu mete,
tembakau, vanili serta coklat.
F. Penduduk dan Identitas
Jumlah penduduk Propinsi Bali menurut sensus penduduk tahun
2000 sebesar 3.146.999 jiwa. Empat sensus sebelumnya mencatat jumlah penduduk
Bali sebagai berikut : 1930 sebanyak 1.101.029 jiwa, sensus 1961 sebanyak
1.782.529 jiwa dan sensus 1971 sebanyak 2.120.091 jiwa, sensus 1980 sebanyak
2.469.930 jiwa. Orang Bali disamping berdomisili di propinsi Bali, juga
tersebar di berbagai Propinsi lain di Indonesia sebagai transmigran.
Orang Bali atau suku Bali merupakan salah satu suku yang
berdomisili di kepulauan Indonesia. Suku Bali merupakan kelompok yang
terikat oleh kesadaran atau satu kesatuan kebudayaan daerah Bali maupun
kebudayaan nasional Indonesia. Rasa kesadaran akan kesatuan kebudayaan
Bali diperkuat oleh adanya kesatuan bangsa dan kesatuan agama Hindu.
Bahasa Bali memiliki tradisi sastra, baik berupa tertulis maupun lisan dan
didukung oleh system aksara tersendiri.
Orang-orang
Bali tradisional sangat terikat pada segi-segi kehidupan mereka seperti :
1.
Kewajiban melakukan pemujaan Pura tertentu.
2.
Pada satu tempat tinggal atau komunitas;
3.
Pada pemilikan tanah pertanian dalam satu subak tertentu;
4.
Pada satu status sosial atas dasar warna;
5.
Pada ikatan kekerabatan pada prinsip patrilineal;
6.
Pada keanggotaan terhadap sekehe tertentu;
7.
Pada satu kesatuan administrasi desa dinas tertentu.
Manusia masyarakat dan kebudayaan Bali baik oleh
sebab-sebab internal maupun eksternal telah mengalami berbagai dinamika dan
perubahan. Dinamika dan perubahan tersebut berproses menurut alur
perkembangan tiga tradisi utama yang merupakan refleksi keseluruhan kebudayaan
Bali yaitu tradisi kecil, tradisi besar dan tradisi modern. Tradisi kecil
terdiri dari unsur-unsur kebudayaan Bali asal dari kehidupan prasejarah Hindu
seperti yang masih nampak dalam kebudayaan masyarakat Bali Age. Tradisi
besar mencakup unsur-unsur kehidupan masyarakat dan kebudayaan yang berkembang
seiring dengan agama Hindu. Tradisi modern mencakup unsure-unsur yang
berkembang sejak jaman penjajahan, kemerdekaan dan era informasi serta
globalisasi. Jati diri orang Bali sangat dominan dibentuk oleh kebudayaan
Bali yang dijiwai Agama Hindu dengan dukungan tiga unsur pokok yaitu Bahasa
Bali, Kesenian dan lembaga tradisional serta berlandaskan pada konfigurasi
nilai-nilai dasar yang mencakup nilai religius, solidaritas dan estetika.
Medernisasi masyarakat dan kebudayaan Bali telah ikut teknologi. Secara
keseluruhan , gerak perubahan masyarakat dan kebudayaan Bali dalam kerangka
modernisasi dan globalisasi cenderung menuruti konsep continuity in changes.
G. Garis Besar Kebudayaan Bali
Keberadaan
kebudayaan Bali memiliki akar sejarah yang sangat panjang, berawal dari jaman
prasejarah berlanjut pada jaman modern serta peradaban global. Dalam
keterbukaan dengan modernisasi dan globalisasi, kebudayaan Bali memperlihatkan
sifat dinamis, selektif, fleksibel dan adaptif.
Kebudayaan
bali yang awalnya lebih mencerminkan konfigurasi budaya ekspresif dengan
dominannya nilai religius solidaritas dan estetika, kini semakin berkembang
dengan teradopsinya nilai-nilai progresif yang mencakup nilai ekonomis serta ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Dalam
garis besar, periodesasi sejarah kebudayaan Bali berkembang menurut tiga
tahapan utama :
1.
Jaman
kebudayaan prasejarah
2.
Jaman
pengaruh agama Hindu Buda
3.
Jaman
pengaruh kebudayaan modern.
Bukti-bukti
penemuan menunjukkan bahwa jaman prasejarah pulau Bali berpangkal pada jaman
paling tuaketika masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana.
Selanjutnya juga ditemukan alat-alat masa berburu dan perundagian. Satu
komunikasi yang khusus yang kemudian mempunyai arti yang dalam bagi
eksistensi dan perkembangan lanjut kebudayaan Bali adalah terjalinnya
kebudayaan Bali dengan agama Hindu yang berawal sekitar permulaan tarikh
masehi. Komunikasi tersebut kini mewujudkan satu integrasi yang utuh
antara tradisi, Agama dan kebudayaan serta mewujudkan satu konfigurasi budaya
yang menjadi identitas masyarakat Bali. Pengaruh kebudayaan barat
yang diperkenalkan oleh Orang Belanda kemudian berlanjut dalam kerangka
integrasi dengan kebudayaan nasional melalui pariwisata. Sejarah
Bali mengungkapkan adanya berbagai dinasti dan kerajaan local. Dinasti
yang pertama berdiri adalah dinasti Warmadewa sekitar tahun 913.
Pada tahun 989 – 1011 memerintah raja Dharma Udayanan dari dinasti Warmadewa
tersebut yang memerintah bersama permaisuri Gunapriya Dharmapatni, seorang
putri dari Jawa Timur yang melahirkan tiga orang putra yaitu : Airlangga,
Marakata dan Anak Wungsu.
Sejak
tahun 1343 Bali berada dalam kekuasaan Majapahit, dan sejak tahun 1352 dibawah
dinasti Kresna Kepakisan yang berkeraton di Samprangan. Setelah beberapa
tahun di Samprangan pada tahun 1380 keraton dipindahkan ke Gelgel kemudian
dipindahkan ke Klungkung pada tahun 1686. Disamping kekuasaan raja
Kelungkung di Bali ada juga raja-raja lainnya seperti : Gianyar, Karangasem,
Bangli, Badung, Tabanan, Jembrana dan Mengwi. Kerajaan-kerajaan pada saat
itu berperan sebagai pusat pengembangan kebudayaan.
Sejarah
Bali mencatat masa kedatangan Islam yang diperkirakan pada abad ke
14.Kedatangan Belanda tahun 1597. beberapa peperangan melawan penjajah
Belanda antara lian : Perang Buleleng tahun 1849, Puputan Badung 1906 dan
Puputan Kelungkung tahun 1908. Disamping itu bali juga mengalami
penjajahan oleh Bangsa Jepang. Revolusi phisik yang terjadi di bali Bali
mengakibatkan perang besar yang dikenal dengan perang Puputan Margerana pada
tanggal 20 November 1946 dibawah pimpinan Letkol I Gusti Ngurah Rai.
H.
Mata Pencaharian
Mata
pencarian penduduk beraneka ragam yang meliputi pekerjaan sebagai petani,
pengerajin, pedagang dan berbagai jasa khususnya bidang kepariwisataan.
Pertanian merupakan mata pencarian pokok masyarakat dan sebagian besar
masyarakat bali adalah petani. Jenis pertanian meliputi pertanian sawah
dan perkebunan. Didalam system pertanian di bali subak memegang peranan
yang sangat penting. Saat ini di Bali terdapat sekitar 1.482 subak dan
subak abian sekitar 698.
Subah
merupakan salah satu lembaga tradisional yang merupakan satu kesatuan para
pemilik atau penggarap sawah yang menerima air irigasi dari satu sumber air atau
bendungan tertentu. Subak merupakan satu kesatuan ekonomi, sosial dan
keagamaan. Tugas warga subak pada umumnya adalah mengatur pembagian air,
memelihara dan memperbaiki sarana irigasi, melakukan pembrantasan hama,
melakukan inovasi pertanian dan mengkosepsikan serta mengaktifkan upacara.
I.
J.
Pola Pemukiman
Struktur
pemukiman orang Bali dapat dibedakan atas dua jenis yaitu pemukiman pola
konsentris seprti di Bali pegunungan dan pemukiman pola menyebar seperti di
Bali daratan. Pada pola kosentris desa adapt menjadi titik sentral.
Pada pola menmyebar desa terbagi –bagi kedalam kesatuan sosial yang lebih kecil
yang disebut banjar.
Bangunan
pada pemukiman orang Bali menurut fungsinya dibedakan menjadi tiga jenis :
1.
Bangunan
tempat pemujaan (pura)
2.
Bangunan
umum
3.
Bangunan
tempat tinggal terdiri dari berbagai bentuk bangunan sesuai dengan pola tempat
tinggal orang Bali yang bersifat majemuk.
Sistem
budaya yang menata pemukiman orang Bali berlandaskan pada konsep Tri Hita
Karana juga diacu konsepsi dualistis, yaitu konsepsi akan adanya dua kategori
dalam tata orang kaja-kelod. (utara-selatan) yang berkaitan dengan luan – teben
(hulu – hilir) dan suci – cemer (sacral – profan). Segala sesuatu yang
bernilai suci atau sacral menempati letak dibagian luan (hulu) yaitu pada arah
gunung atau matahari terbit. Letak pura arah sembahyah bernilai suci
terletak pada posisi luan (hulu) Sebaliknya segala sesuatu yang
dikatagorikan tidak suci atau profane menempati posisi teben (hilir) yaitu pada
arah kelod (selatan), kelaut seperti letak kuburan, letak kandang ternak,
tempat kamar kecil dan tempat pembuangan sampah.
K.
Lembaga Tradisional
Jenis-jenis lembaga tradisional
dalam masyarakat Bali adalah desa, Banjar, Subak dan sekehe. Bentuk
lembaga tradisional atas dasar kesatuan wilayah disebut Desa, konsep desa
memiliki pengertian yaitu desa adapt dan desa dinas. Desa adapt adalah
kesatuan masyarakat hubungan adapt di daerah Bali yang memiliki kesatuan
tradisi dan tata krama pergaulan hidup masyarakat umat Hindu secara turun
temurun dalam ikatan kahyangan tiga yang meiliki wilayah tertentu dan harta
kekayaan tersendiri serta berhak mengurus rumah tangganya sendiri.
Landasan dasar dari desa adapt di baliadalah konsep Tri Hita karana. Desa
dinas adalah satu kesatuan wilayah administratif dibawah kecamatan.
Jumlah Desa adat di Bali berjumlah 1.371 buah, Desa Dinas berjumlah
666 buah.
Konsep Tri Hita Karana adalah satu
konsepsi yang mengintegrasikan secara selaras tiga komponen penyebab
kesejahteraan dan kebahagian hidup yang diyakini oleh orang Bali, ketiga
konsep tersebut adalah :
1.
Parhyangan
atau Tuhan yang memberikan perlindungn bagi kehidupan
2.
Palemahan,
yaitu seluruh wilayah dari lembaga tersebut
3.
Pawongan,
adalah sumber daya manusia yang terdiri dari tenaga yang bersangkutan.
Menurut strukturnya, Desa adapt di
bali dapat diklasifikasikan atas dua pola yaitu
Desa
yang memiliki pola sentralisasi dan Desa adat yang memiliki pola
Desentralisasi. Pola Sentralisasi dimana desa adat berfungsi sangat
sentral, sementara dalam fungsi Desentralisasi desa adat terbagi-bagi dalam
beberapa kesatuan wilayah dibawah desa yang disebut banjar. Banjar
disamping berfungsi secara religius juga menangani fungsi – fungsi yang
bersifat sosial, ekonomi dan cultural.
Subak yang merupakan kesatuan dari
pemilik atau penggarap sawah yang menerima air irigasi dari sumber air atau
bendungan tertentu, strukturnya dilandasi pada konsep Tri Hita Karana
karena subak memiliki pura pemujaan, wilayah dan warga subak.
Sekehe
merupakan lembaga sukarela yang dibentuk atas dasar tujuan-tujuan
tertentu. DiBali ada bermacam-macam jenis sekehe di bidang kehidupan
pertanian, kerajinan, kesenian, keagamaan dan lain-lain.
L.
Kesenian
Kesenian
pada masyarakat Bali merupakan satu kompleks unsure yang tampak amat digemari
oleh warga mesyarakatnya, sehingga nampak seolah oleh mendominasi seluruh
kehidupan masyarakat Bali. Atas dasar fungsi tersebut kesenian merupakan
satu focus kebudayaan Bali. Daerah bali memang sangat kaya dalam bidang
kesenian , dimana cabang-cabang kesenian timbul dan berkembang dalam masyarakat
yang meliputi seni rupa, seni pertunjukkan dan seni suara.
Seni
rupa mencakup satu cabang yang terdiri dari seni pahat, seni lukis dan seni
hias. Seni pahat pada masyarakat Bali telah mengalami suatu perkembangan
yang panjang yaitu :
1. Patung-patung yang bercorak
megalitik yang berasal dari jaman pra Hindu dan dipandang sebagai penghubung
manusia dengan nenek moyang dan kekuatan alam.
2. Arca dewa-dewa, sebagai media manusia
dengan dewa-dewa dan jenis ini merupakan pangaruh Hindu Budha.
3. Patung bertemakan tokoh-tokoh dari
cerita Ramayana dan Mahabarata.
4. Patung-patung naturalis.
Begitu
pula halnya dengan seni lukis, juga mengalami perjalanan yang panjang dimulai
dari lukisan-lukisan yang bersifat symbolic magis seperti rerajahan,
lukisan-lukisan religius seperti lukisan parba, langit-langit dan ider-ider,
serta lukisan naturalis.
Seni
tradisional menurut fungsinya digolongkan atas tiga jenis :
1. Tari wali (tari sacral) yaitu tari
keagamaan yang keramat.
2. Tari Bebali, yaitu tari pengiring
upacara.
3. Tari Balih-balihan yaitu tari yang
berfungsi sebagai hiburan.
Beberapa
jenis tari sakral yang dimaksud adalah :
1. Tari Sanghyang Dedari
2. Tari rejang Sutri
3. Tari Pendet
4. Tari Baris Gde, Tumbak, Baris
Jangkung, Baris Palung, Pusi, Seraman, tekok jago
5. Topeng Pajangan
6. Wayang lemah, Wayang Sudamala
7. Tari Abuang
8. Tari Brutuk
9. Tari Takamalon
10. Tari Ngayab
11. Tari kincang-kincung
12. Alat pakaian / gander yang oleh
masyarakat stempat disakralkan
Seni
sastra merupakan warisan budaya yang luhur dan merupakan refrensi serta sumber
dari bentuk lainnya. Sejaka jaman dahulu masyarakat bali telah
mengenal tulisan atau aksara Bali. Keseluruhan seni sastra Bali mencakup lima
jaman yaitu Kesusastraan Bali Purba, Bali Hindu, Bali Jawa, bali Baru dan Bali
Modern.
M.
Agama
Agama Hindu Bali (disebut pula Agama Hindu Dharma atau Agama
Tirtha ["agama Air
Suci"])[1] adalah suatu praktik agama Hindu yang umumnya diamalkan oleh mayoritas suku Bali di Indonesia. Agama Hindu Bali merupakan sinkretisme(penggabungan) kepercayaan Hindu aliran Saiwa, Waisnawa,
dan Brahma dengan kepercayaan asli (local genius) suku Bali.
BAB III
KEAGUNGAN
PANTAI PANDAWA
A.
Letak
Pantai Pandawa
Lokasi Pantai
Pandawa terletak di Bali Selatan, tepatnya di Desa Kutuh, Kecamatan Kutuh
Selatan, Kabupaten Badung, Bali. Untuk menuju Pantai Pandawa sebaiknya
menggunakan kendaraan sendiri, menggunakan jasa travel, taksi atau sewa
kendaraan mobil atau sepeda motor, karena tranportasi umum agak sulit. Pantai Pandawa ini dapat ditempuh
dalam waktu 1 jam dari Bandara Ngurah Rai.
Untuk menuju ke
Pantai Pandawa, kita bisa menempuh rute dari arah Pantai Kuta atau Bandara Ngurah Rai menuju ke selatan, ke arah
Jimbaran atau Uluwatu. Setelah sampai Jimbaran, kita tinggal jalan terus
melewati bukit Uluwatu, jalan lurus terus mengikuti jalan sampai kita
melewati tempat wisata terkenal di Bali,
yaituGaruda Wisnu Kencana (GWK). Dari GWK, kita jalan lurus sampai melewati perempatan jalan, kalau ke
kanan menuju ke Pantai Balangan, kalau perempatan lurus terus ke arah Uluwatu, Pantai Padang Padang atauPantai Dreamland, dan kalau ke kiri ke arah Bali Cliff atau Pantai Pandawa., jadi ambil jalan
belok ke kiri dari perempatan tersebut.Belok kiri dari pertigaan tersebut dan
ikuti jalan hingga sekitar 3-4 kilometer, Anda akan menemukan sebuah tikungan
menanjak dan papan petunjuk arah ke Pantai Pandawa. Belok kanan dan ikuti papan petunjuk arah tersebut hingga
sekitar 3 kilometer dan lokasi pantai sudah mulai terlihat.
B.
Sejarah
Pantai Pandawa
Dengan
adanya akses jalan yang memadai, pada tahun 2004 mulai ada Tamu
Manca Negara mengenal Pantai Melasti untuk kegiatan Surfing mengingat Ombaknya
sangat bagus untuk bermain Surfing, lama kelamaan Pantai Melasti oleh salah
satu Tamu manca Negara yang berasal dari Australia mulai memperkenalkan Potensi
Melasti dengan ombaknya, dengan sebutan SECRET BEACH.
Pada tahun
2010 terjadi peningkatan kunjungan Tamu Manca Negara khususnya yang akan
bermain Surfing dan ternyata mereka untuk memasuki Kawasan Secreet Beach
melalui informasi yang mereka dapatkan harus membayar kepada pihak yang memberi
informasi, bermula dari hal tersebut Prajuru Desa untuk menindak lanjuti dengan
membentuk Tim Pengelola dan menetapkan Pantai Melasti sebagai Kawasan Wisata
dengan menggabungkan Potensi Pertanian Rumput laut yang sudah ada.
Pada tahun
2012 tepatnya tanggal 27 Desember ditetapkanlah Pantai Melasti atau Secreet
Beach melalui Pelaksanaan Pandawa Beach Festival yang Pertama dengan Nama PANTAI PANDAWA, mengingat secara penyebutan nama
PANDAWA sangat familiar dan mengandung penuh filosopi dimana menurut mitologi
Hindu yang dimuat di dalam epos Maha Bharata diceritakan kehidupan Sang Panca
Pandawa dikurung di dalam Goa Gala-Gala sehingga munculah pemikiran dari
keluarga Pandawa untuk membuat sebuah terowongan sehingga keluarga Pandawa bisa
diselamatkan dan akhirnya Panca Pandawa diberikan membuka suatu kawasan hutan
belantara yang sangat angker sebagai daerah kekuasaan, berkat kerja keras dan
semangat kebersamaan yang didukung oleh seluruh rakyatnya PANCA PANDAWA dapat membangun sebuah
kerajaan yang diberi nama AMERTHA yang di pimpin oleh Raja YUDISTIRA sehingga
rakyatnya bisa menikmati kehidupan yang lebih baik.
Ada
kemiripan daripada cerita yang ditulis dalam epos Maha Bharata dengan fakta
perjalanan nasib masyarakat Desa Kutuh, sehingga masyarakat sepakat
memberi nama PANTAI MELASTI (secret beach) dengan
sebutanPANTAI PANDAWA agar
bisa dikenang sepanjang masa.
C. Kondisi
Fisik Pantai Pandawa
Pulau Bali memang selalu menjadi primadona bagi begitu
banyak wisatawan yang mengunjunginya.Tidak hanya karena keindahan bentang alam
dan panorama yang disajikannya, tapi juga dengan kegiatan keagamaan, budaya,
dan kearifan lokal yang masih terjaga.
Pulau Bali juga terkenal dengan
keindahan pantainya seperti Pantai Kuta atau Pantai Dreamland.Namun ada satu
pantai lagi yang tidak kalah elok dari dua pantai tersebut, yakni Pantai Pandawa atau yang juga biasa disebut
Pantai Kutuh.
Berlokasi di Desa Kutuh, Kecamatan Kutu Selatan, Kabupaten
Badung, di wilayah Bali Selatan, Pantai ini hingga kini terus dikembangkan
untuk menjadi salah satu tujuan wisata di Bali. Dengan lokasinya yang berada di
tebing-tebing tinggi dan ditumbuhi oleh semak belukar, pantai ini dulunya
dikenal sebagai secret beach.
Pantai Pandawa saat ini masih sepi
dari kunjungan wisatawan mengingat akses menuju pantai yang cukup sulit meskipun
sebenaranya pantai ini hanya berjarak 3 km dari Nusa Dua. Dengan potensi yang
dimiliki oleh Pantai Pandawa, beberapa tahun terakhir ini
Pemerintah Kabupaten Badung mulai membuka akses berupa jalan sepanjang kurang
lebih 1,5 km menuju pantai dengan melewati tebing-tebing kapur yang tinggi.
Menuju ke lokasi ini, Anda akan disuguhi pemandangan yang unik dan megah karena
jalanan yang dilewati diapit oleh tebing-tebing yang telah dibelah.
Sesuai dengan namanya, begitu memasuki kawasan ini, Anda
akan disambut oleh patung tokoh Pandawa Lima, yakni Yudhistira, Bima, Arjuna,
Nakula, dan Sadewa. Kelima patung ini diukir dan disimpan dalam tebing
batu-batu kapur yang bisa Anda lihat secara berurutan dari bawah pantai ke arah
Barat.
Tidak hanya keindahan ukiran patung yang indah, keindahan
pantainya juga tidak perlu diragukan lagi.Warna putih pasir pantainya
membentang dari ujung ke ujung memanjakan mata Anda. Ditambah lagi dengan
airnya yang jernih dan bersih serta deburan ombak yang menenangkan, Anda
dijamin akan merasa rileks di pantai ini.
Di pantai ini, Anda bisa berenang,
naik kano, atau paragliding. Namun jika Anda tidak ingin berbasah-basah, Anda
bisa bersantai di warung-warung pinggir pantai.Namun jika Anda ingin yang lebih
spesial, datanglah saat upacara melasti yang
dilaksanakan secara rutin di tempat ini oleh masyarakat desa setempat.
D.
Keistimewaan Pantai Pandawa
Keindahan Pantai Pandawa memang
sudah disadari oleh penduduk setempat dan beberapa wisatawan.Namun karena
sulitnya akses untuk masuk kesini, membuat pantai ini sepi
pengunjung.Untungnya, Pemerintahan Daerah setempat segera tanggap dengan
potensi wisata yang dimiliki oleh pantai ini.Kemudian dibangunlah akses jalan
yang memudahkan wisatawan menuju ke Pantai Pandawa.
Pantai Pandawa memang berada di
balik perbukitan kapur. Sepanjang perjalanan menuju pantai ini, kita akan
menemukan tebing-tebing kapur yang tinggi menjulang. Diantara tebing kapur
tersebut ada patung dari kelima tokoh Pandawa Lima yakni Yudhistira, Bima,
Arjuna, Nakula dan Sadewa. Sehingga namanya disebut dengan nama Pantai Pandawa. Hamparan
pasir di Pantai Pandawa berwarna putih dan terasa lembut.Air lautnya juga
jernih berwarna hijau kebiruan. Lokasinya juga cocok untuk berenang dengan
suasana pantai yang sangat tenang
E.Hal Menarik di Pantai Pandawa
Aktivitas paling populer di pantai Pandawa Bali adalah
berenang, selain itu juga berkano dan paragliding.Namun, hendaknya lebih
berhati-hati bila Anda ingin melakukan aktivitas berkano atau berenang
mengingat angin dan gelombang laut di pantai ini belum dapat diprediksi secara
presisif. Tetapi bagi para wisatawan asing, cara paling populer untuk menikmati
Pantai Pandawa adalah dengan berselancar.
Kawasan pantai Pandawa jauh lebih tenang dari hiruk pikuk
wisata ketimbang apa yang dapat Anda temui di Pantai Kuta atau Legian. Inilah
sebab mengapa para penikmat wisata bahari datang mengunjungi pantai Pandawa ini
untuk mendapatkan pengalaman wisata yang berbeda.
Jika Anda ingin berjemur di tepian pantai, maka cara yang
paling sering dilakukan wisatawan adalah dengan memilih jalur di sebelah kiri
saat masuk pantai. Sebab, Pantai Pandawa di Bali ini terbagi ke dalam dua sisi
pantai di mana pada sebelah kanan, Anda dapat menjajal olahraga air.Berkano
adalah salah satu olahraga air yang patut Anda coba saat ke pantai ini. Dengan
kano, Anda dapat menjelajahi sepanjang pesisir pantai. Dan, harganya sewa kano
di Pantai Pandawa juga tidaklah mahal
Selain itu, tidak rugi pula bila Anda ingin sekedar
berjalan-jalan menyusuri pinggiran pantai sembari menyaksikan aktivitas para
petani rumput laut. Hamparan pasir putih, deburan ombak yang lembut, serta air
laut yang jernih sungguh membawa kedamaian wisata bahari yang mengesankan. Anda
bahkan dapat berinteraksi dengan petani rumput laut di sana untuk mendapatkan
pengetahuan tentang budidaya tanaman rumput laut. Sejak era 1980-an, penduduk
lokal memang telah menjadikan pantai ini sebagai salah satu tempat berbudidaya
rumput laut.
Selain pasir pantainya yang putih bersih, Pantai Pandawa
memiliki daya tarik lain, yaitu konservasi terumbu karang, tebing-tebing kapur
dengan goa tempat patung Pandawa, wisata budaya, wisata spiritual, dan tentu
saja budidaya rumput laut.
Tidak ketinggalan pula keberadaan patung-patung Pandawa dan
Ibu Kunti yang menjadi salah satu spot menarik di pantai Pandawa Bali.
Patung-patung ini dipahat oleh seniman asli Bali dan didanai melalui donasi
sejumlah investor.Dan tentu saja, berfoto di patung Arjuna adalah satu hal yang
paling sering dilakukan wisatawan di pantai ini.
Ada pula satu hal yang perlu untuk diketahui.Pantai Pandawa
di Bali adalah pula salah satu kawasan pantai yang disucikan masyarakat lokal.
Setidaknya, terdapat enam area yang disucikan di kawasan pantai ini, yakni area
batu cupid, tempat upacara Melasti, Pura Dalem Segara, sumur sumber air minum
masyarakat desa, Sawan Wela, dan Sawan Sambing.
Oleh karenanya, sejak tahun 2004 pantai ini telah dilindungi
oleh hukum adat. Siapapun yang melanggar peraturan yang berlaku di sana, pasti
akan mendapatkan sanksi adat. Itu pula sebabnya Anda dapat menyaksikan sejumlah
papan peringatan untuk tidak melakukan aktivitas berbau seksual di beberapa
areal di kawasan pantai Pandawa tersebut.
BAB
IV
PENUTUP
PENUTUP
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
karya tulis ini dengan lancer tanpa ada halangan suatu apapun.Dengan selesainya
laporan ini, penulis mengharapkan semoga hasil laporan ini bermanfaat bagi pembaca
yang budiman.
1.
Kesimpulan
1. Pantai Pandawa merupakan salah satu pantai yang terkenal di
Pulau Bali dan banyak dikunjungi wisatawan dalam negeri maupun luar negeri.
2. Selain terkenal dengan sebutan “Secret Beach” Pantai Pandawa
juga terkenal dengan pasir putihnya.
3. Banyak keindahan yang ada di sepanjang Pantai Pandawa dan bias dinikmati wisatawan saat berkunjung
ke Pantai Pandawa.
4. Pantai Pandawa memiliki keunikan yang berbeda dari pantai
yang lain.
2.
Saran
1. Untuk menarik wiasatawan, sebaiknya sarana dan prasarana
lebih ditingkatkan.
2. Penataan di lingkungan objek wiasata lebih baik ditingkatkan
guna kenyamanan wisatawan yang berkunjung.
3. Hendaknya pemerintah Pulau Bali dan pengelola tempat wisata menghimbau
agar pengunjung senantiasa menjaga kebersihan dan selalu memperhatikan
lingkungan.
DAFTAR
PUSTAKA
https://baliterkini.wordpress.com/category/bali/gambaran-umum/
diakses tanggal 26 agustus 2015
http://balisecrets.blogspot.com/2009/09/bali.html diakses tanggal 26 agustus 2015
https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Hindu_Bali
diakses tanggal 6 september 2015
http://informasipanduanwisata.blogspot.co.id/2015/05/pantai-pandawa-beach-di-bali.html
diakses tanggal 6 september 2015
http://pandawaline.blogspot.co.id/p/blog-page_5752.html
diakses tanggal 6 september 2015
http://www.merdeka.com/gaya/menikmati-megahnya-pantai-pandawa.html
diakses tanggal 6 september 2015
http://www.initempatwisata.com/wisata-indonesia/bali/pantai-pandawa-bali-nuansa-eksotis-penuh-ketenangan/2938/
diakses tanggal 6 september 2015
https://www.google.co.id/search?q=peta+pulau+bali&es_sm=93&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0CAcQ_AUoAWoVChMIl4_bkcXixwIVS56OCh2nagO9&biw=1366&bih=667#imgrc=e-KxD-yIbb5K2M%3A
diakses tanggal 6 september 2015
LAMPIRAN
Komentar
Posting Komentar